Budaya Melangun di suku Kubu





Melangun merupakan suatu bentuk sistem sosial budaya masyarakat Suku Anak Dalam (Kubu) . Istilah Melangun hanya dikenal pada budaya Suku Anak Dalam dan tidak dikenal pada masyarakat lainnya di Provinsi Jambi. Secara umum melangun mengatur dan berlaku untuk anggota kelompok bila mendapat musibah kematian salah satu anggota kelompoknya.
Maka sejak jenazah diantar (diletakkan di hutan yang jauh dari permukiman) seluruh keluarga dan kerabat seladang harus pergi meninggalkan tempat itu dengan membawa semua peralatan, mengembara di hutan dan berpindah tempat sampai rasa sedih ditinggal mati anggota keluarga itu sembuh. Inilah hakikat hidup mengembara di dalam hutan.

Kata melangun berasal dari bahasa Melayu, yang hanya dijumpai dalam bahasa percakapan Suku Anak Dalam di Jambi. Kata melangun dapat dilihat dari 2 pengertian, yakni dalam arti terbatas (sempit) dan dalam arti luas (umum). Dalam arti terbatas, kata melangun berarti hidup mengembara (nomad) di dalam hutan. Faktor pertama penyebab mereka melakukan pengembaraan di dalam hutan karena adanya kepercayaan bahwa kematian itu disebabkan oleh gangguan roh jahat dan roh jahat itu harus dijauhi karena dapat mengganggu kehidupan manusia yang masih hidup. Faktor kedua ialah lokasi di mana kematian itu terjadi dipandang sebagai tempat sial atau tempat celaka. Oleh karenanya maka manusia yang masih hidup perlu menjauhi tempat celaka itu secepat mungkin.

Dalam arti luas menurut Fachruddin Saudagar (1995), kata melangun mengandung banyak makna antara lain adalah sebagai berikut.

1) Melangun adalah perwujudan rasa cinta (sayang) sayang terhadap si mati.

a)Semakin cinta dan sayang terhadap si mati maka rasa sedih (ibo-hati) semakin tinggi, sehingga semakin lama pula rasa menderita.

b) Semakin cinta kepada seseorang maka kegiatan melangun semakin lama.

c) Semakin lama waktu melangun maka semakin jauh jarak wilayah (jelajah) melangun.


2) Melangun adalah upaya mengatasi rasa menderita (penderitaan) karena ditinggal mati anggota keluarga.
Keluarga si mati selama kegiatan melangun akan menangis (mekhatop/beratap).

3) Melangun sebagai wujud penghormatan terhadap roh si mati.

4) Melangun sebagai wujud kesetiakawanan sosial.

5) Melangun sebagai satu sistem nilai budaya (Kultural value system).

6) Melangun sebagai perlambang prosesi perjalanan roh si mati.







Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar

Template Copy by Blogger Templates | BERITA_wongANteng |MASTER SEO |FREE BLOG TEMPLATES